Header Ads

Follow Up NDP: Kepercayaan Suatu Keniscayaan


Saat follow up berlangsung

SEMARANG - Jum'at (8/11) HMI Komisariat FITK mengadakan follow up materi Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) BAB 1, yaitu "Dasar-dasar Kepercayaan" dengan pemateri Kakanda M. Izzat Alwi, Ketum HMI Kom. FITK periode 2017-2018.

Follow up tersebut dihadiri oleh kader-kader HMI lingkup Korkom Walisongo Semarang dari berbagai kamisariat. Sebelum membahas tentang Bab "Dasar-dasar Kepercayaan", terlebih dahulu Kanda Izzat bertanya kepada para peserta, apa itu NDP, siapa penggagasnya dan mengapa di HMI ada NDP. Para peserta pun antusias menjawabnya dengan asumsi-asumsi maupun berdasarkan bacaan mereka masing-masing. Setelah itu, pemateri mulai masuk kepada pembahasan Bab 1 Dasar-dasar Kepercayaan.

Pemateri memaparan materi Dasar-dasar Kepercayaan dengan berdasarkan teks yang dikutipnya dari Buku NDP, bahwa:

"Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi, selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan, dalam waktu yang sama, juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki, akan tetapi bahkan berbahaya."

Berdasarkan teks tersebut di atas, pemateri menjelaskan bahwa mau tidak mau manusia harus hidup dengan kepercayaan. Sebab, kepercayaan merupakan suatu keniscayaan pada setiap diri manusia. Manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa kepercayaan.

Karena kepercayaan merupakan suatu keniscayaan dan suatu hal yang sangat fundamental, maka dalam waktu bersamaan, kepercayaan juga haruslah merupakan suatu kebenaran. Kepercayaan yang salah tidak hanya tidak diinginkan, tetapi sangat berbahaya bagi peradaban. Sebab, kepercayaan yang salah akan dapat menimbulkan kekacauan bahkan kehancuran. Oleh karena itu, pada bab pertama NDP --- sebelum membahas yang lain-lain --- yang pertama kali dibahas adalah hal mengenai suatu kepercayaan.

Di tengah pemaparan materi, demi untuk menghidupkan suasana diskusi agar suasana tidak "krik-krik", pemateri membuka sesi tanya jawab kepada para peserta untuk mengasah intelektual dan saling bertukar pendapat. Diskusi pun menjadi samakin menarik ketika pemateri melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah diduga-duga oleh peserta. Akhirnya, diskusi pun menjadi semakin seru dan menarik.

(Red: Mas Rojul)

Foto bersama setelah follow up selesai 

No comments

Powered by Blogger.