Antusiasme Kader Diskusi Tentang Revolusi Industri 4.0, Terimakasih Kanda Joko
Para kader bersama pemateri
Semarang- Himpunan Mahasiswa Islam Kordinator Komisariat Walisongo
mengadakan kegiatan diskusi mengenai “ Sharing Pengalaman Sebagai Modal Menyambut Revolusi Industry 4.0 ” pada hari
Rabu, 13 Februari 2019 di gedung Graha Bina Insani lantai 2. Acara tersebut di moderatori oleh Kanda Alwi Ahmad Sulthon dan pemateri Kakanda Joko Arizal, Dosen Filsafat Universitas Paramadina.
Firman
Haridianto, kader dari HMI Komisariat Persiapan Saintek menyambut positif diskusi ini.
”Saya merasa senang dengan adanya diskusi yang membahas revolusi
4.0 mengingat kita pun hidup di era revolusi 4.0, sehingga sebagai mahasiswa
dapat mengetahui arah kehidupan ke depannya. “
Pemateri Kakanda Joko Arizal
merasa senang bisa bersilaturahim dengan HMI Korkom Walisongo Semarang setalah
beliau mengisi menjadi pemateri Latihan Kader (LK) 2 HMI cabang Bulaksumur Yogyakarta.
Beliau menyampaikan bahwa zaman dalam kehidupan manusia banyak
mengalami perubahan mulai dari revolusi pertama yang ditandai dengan mesin uap,
revolusi kedua yang ditandai dengan listrik, revolusi ketiga yang ditandai
dengan adanaya computer, dan revolusi keempat yang ditandai dengan adanya
internet. Secara otomatis perubahan tersebut mempengaruhi cara berfikir,
emosional, dan bertingka laku.
Revolusi 4.0 saat ini kehidupan manusia sangat dibatasi oleh pengawasan
teknologi sehingga, manusia tidak bisa berluasa dalam bertindak. Sehingga ada
hal yang perlu dilakukan di era ini diantaranya berpikir analitik, dan kritis,
agar bisa menjadi manusia yang tidak hanya memnuhi hasrat orang lain saja
Ahmad Romadhon Abdillah, kader HMI Komisariat FITK menanyakan
kepada pemateri apa saja yang harus dipersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dan
melewati masa revolusi industri 4.0 saat ini ?
Beliau menguatarakan bahwa dunia kerja saat ini tidak membutuhkan
ijazah S-1 atau S-2 melainkan skill dan kemampuan yang dimiliki, selama ini
perguruan tinggi hanya mencetak lulusan yang hanya menjadi pekerja buruh saja,
hal ini karena banyak para sarjana yang ketika lulus tidak memiliki kemampuan
atau skill, sehingga mahasiswa tidak hanya mengandalkan akademik saja tetapi soft
skill juga perlu dikembangkan. selain itu, kemampuan dalam menguasai Bahasa Inggris perlu di tingkatkan untuk menguasai teknologi dan bersaing di era revolusi industri 4.0. .
Seusai diskusi acara diakhiri dengan foto bersama dengan pemateri. Acara
tersebut di ikuti sangat antusias oleh kader HMI Komisariat FITK dan Komisariat
yang lainnya. (rep: Ahmad Romadhon Abdillah)
Post a Comment