Optimalisasi Hasil Bumi Untuk MEA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang menyimpan
sejuta kekayaan alam didalamnya. Hal ini dibuktikan dengan sumber daya alam
(SDA) Indonesia yang sangat melimpah, mulai dari kekayaan alam biotik dan abiotik.
Oleh karena itu, tidak salah jika Indonesia dinobatkan sebagai negara
dengan biodiversitas tertinggi
kedua di dunia setelah Brazil. Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara sendiri,
Indonesia menempati urutan teratas dengan biodiversitas tertinggi
diantara negara Asia Tenggara lainnya.
Kondisi tersebut akan berdampak positif bagi
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy).
Tentunya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Indonesia sangat
berpotensi untuk menguasai pasar MEA. Hal ini bukanlah sebuah mimpi belaka,
akan tetapi sangat nyata jika Indonesia mampu mengoptimalkan sumber daya alam
yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
Pepatah jawa mengatakan, bahwa Indonesia merupakan
negara gemah
ripah loh jinawi. Ungkapan ini menjelaskan bahwa Indonesia memiliki
kekayaan alam yang melimpah ruah. Hal ini dibuktikan dengan beragamnya sumber
daya alam yang berasal dari dalam bumi, baik dari sektor pertanian, perkebunan,
pertambangan dan lainnya. Dari beberapa sektor tersebut menghasilkan kekayaan
alam yang potensial. Dengan demikian, hasil kekayaan ini mampu dijadikan
salah satu alternatif dalam menyongsong MEA.
Dari sektor pertanian, Indonesia merupakan penghasil
berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor. Tanaman-tanaman tersebut tidak lain
adalah padi, gandum, jagung, sayuran, dan singkong. Selain itu, dari
sektor perkebunan menghasilkan karet, kepala sawit, tembakau, kapas, kopi, tebu
dan yang lainnya. Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai penghasil
cengkeh (cloves) dan
pala (nutmeg),
peringkat kedua pada karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm
Oil).
Sedangkan kekayaan
yang dihasilkan dari sektor pertambangan diantaranya adalah timah, gas alam,
minyak bumi, nikel, tembaga, batu bara, emas, dan perak dan lain-lain. Dari
beberapa sektor penghasil utama sumber daya alam Indonesia tentu sangat
potensial untuk mensejahterakan masyarakat dan menstabilkan perekonomian
negara. Tentu bukan hal mudah, butuh kerjasama yang baik antara pemerintah dan
masyarakat dalam menjaga serta melestarikan kekayaan alam yang melimpah untuk
menyongsong MEA 2015. (*)
Mengubah Mindset
Masyarakat Ekonomi Asean ( ASEAN Economic Community) atau yang sering kita kenal
MEA merupakan gagasan yang tidak asing lagi di telinga kita. MEA yang akan
hadir pada 31 Desember 2015 tersebut, tentunya menimbulkan banyak perspektif
bagi negara di kawasan Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Pasalnya,
mayoritas masyarakat berfikiran bahwa Indonesia tidak akan mampu bersaing
dengan Negara Asean. Mindset negatif inilah yang menyebabkan kurangnya
rasa percaya diri dalam menghadapi pasar bebas yang akan datang.
Merebahnya mindset negatif dikalangan masyarakat sudah
barang tentu akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Sudah
manjadi keniscayaan, karena mindset merupakan sikap berfikir atau menganggap
negatif terhadap sesuatu yang akan terjadi. Asumsi demikian secara tidak
langsung telah menghegemoni mental setiap individu. Dengan demikian, perlu
adanya revitalisasi mindset negatif menjadi positif. Sehingga akan
memunculkan semangat baru untuk menyongsong MEA mendatang.
Selain mindset negatif, masalah yang lebih urgen adalah
tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang masih rendah.
Faktanya, masih banyak sumber daya alam Indonesia yang dimanfaatkan oleh negara
lain. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan masyarakat yang belum mampu mengelola
sumber daya yang telah ada. Selain itu, juga minimnya alat yang digunakan untuk
memproduksi barang. Sehingga mudah terintervensi oleh negara lain. Proses
inilah yang menjadi penghambat sekaligus memberi peluang negara lain untuk
memanfaatkan sumber daya alam Indonesia.
Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan
komponen penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, perlu
adanya peningkatan kualitas baik secara fisik (tubuh), non fisik (kecerdasan)
dan mental. Dengan demikian, dapat diupayakan dengan memberikan pelatihan
ketrampilan secara khusus kepada seluruh komponen masyarakat sesuai kemampuan
di bidang masing-masing, mengupayakan pendidikan gratis bagi setiap kalangan
masyarakat disertai dengan pemenuhan asupan gizi yang cukup.
Selain itu, dibutuhkan perhatian khusus bagi para
petani, karena mereka sangat berperan dalam mengolah sumber daya alam. Peran
seorang petani sangat berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat. Karena mereka
selalu bersemangat tanpa lelah mengolah hasil bumi untuk kemakmuran negri.
Dengan demikian, jika guru diartikan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, maka
petani dapat diartikan sebagai pahlawan tanpa kenal lelah.
Oleh karena itu, untuk menghargai usaha petani yang
tak kenal lelah tersebut. Dirasa sangat perlu adanya reword serta
perhatian khusus atas jasa yang telah mereka lakukan, sehingga mereka akan
semakin bekerja dengan giat dan optimal. Dengan demikian, akan mudah bagi
negara Indonesia untuk menghadapi pasar bebas tersebut.
Setidaknya, idealitas inilah yang harus segera direalisasikan. Sebab,
menilik dari kenyataan yang ada, harapan besar sukses telah ada didepan mata.
Dengan mengoptimalkan kekayaan bumi yang berisikan emas, perak, intan bahkan
permata. Sudah menjadi keniscayaan jika kekayaan itu akan menjadi pilar utama
dalam mensukseskan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).Diambil dari: www.koranmuria.com
Post a Comment