HMI Tarbiyah Gelar Diskusi dan Bedah Buku Siapkah Saya Menjadi Guru SD Revolusioner
Semarang, Harianblora.com – Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Walisongo Semarang menggelar diskusi
dan bedah buku Siapkah Saya Menjadi Guru SD Revolusioner? pada Jumat
(6/3/2015) di Gedung Graha Bina Insani Korkom Walisongo Semarang.
Diskusi dan Bedah buku yang digelar di lantai II
Gedung Graha Bina Insani ini dihadiri langsung oleh Hamidulloh Ibda selaku
penulis buku dan Mahmudi selaku pembendah buku.
Agenda sore hari ini merupakan salah satu kegiatan
yang membudayakan gaya mahasiswa dalam menghidupkan dunia ilmiah. Apalagi, buku
tersebut merupakan salah satu buku baru yang konten dan segmentasinya belum ada
sebelumnya.
"Saya tadi malam cari di Google tentang guru
revolusioner, namun tidak ada," ujar Mahmudi selaku pembedah buku.
Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris FTIK UIN Walisongo Semarang tersebut juga
mengakui, ada kelebihan dan kekurangan dalam buku tersebut.
Selain kader, banyak juga pengurus HMI Komisariat
Tarbiyah Walisongo Semarang yang datang mengikutinya. Tak hanya itu, kader dari
HMI Syariah, Dakwah, Ushuludin juga mengikuti kegiatan tersebut. Hadir pula M
Nurul Lazim selaku perwakilan dari HMI Korkom Walisongo Semarang.
Guru revolusioner, menurut Hamidulloh Ibda, adalah
guru yang komplit. "Derajatnya lebih tinggi daripada guru profesional.
Sebab, guru profesional itu hanya sesuai UUGD Nomor 14 Tahun 2005, sedangkan
revolusioner di atas hal itu," ujar mantan Sekretaris Umum HMI Komisariat
Tarbiyah Walisongo Semarang tersebut.
Buku karya Hamidulloh Ibda dan Dian Marta Wijayanti
tersebut merupakan salah satu buku yang menekankan pada derajat guru
revolusioner. Sebab, selama ini idiomatik yang melekat pada guru hanya guru
ideal, guru idaman, guru impian, guru cerdas, guru profesional. (Red-HB29/Foto:
HMI).
Diambil dari: Harian Blora
Post a Comment